Pelajar Indonesia di luar negeri telah memainkan peran penting sejak awal terbentuknya Republik Indonesia. Pelajar seperti Mohamad Hatta, salah satu peletak dasar nilai kebangsaan, diawal perjuangan kemerdekaan mengorganisir pelajar Indonesia di luar negeri membangunkan para pelajar tentang tanggung jawab mereka kepada tanah air. Saat ini, pelajar Indonesia di luar negeri juga memainkan peran penting yang sama, dalam konteks kekinian para diaspora membangun branding dan nilai kompetitif Indonesia di peta dunia.

​

Sebagian besar diaspora ini telah kembali ke Indonesia, mereka kembali untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuan dipelajari di luar negeri untuk kepentingan Ibu Pertiwi. Diaspora yang kembali ini tidak hanya terampil namun memiliki jaringan internasional. Diaspora ini harus terhubung dan bersinergi karena sebagai bangsa kita perlu memanfaatkan talenta dan potensi diaspora yang kembali dan diintegrasikan dalam agenda nasional agar mempercepat pembangunan manusia di Indonesia.

​

Aspek penting dari pengelolaan diaspora tidak hanya etika mereka diluar negeri tapi juga ketika kembali karena membangun jaringan di antara alumni yang telah kembali ke akan mampu mensineregiskan potensi kekuatan alumni yang bekerja di seluruh pelosok Indonesia dan beragam institusi. Alumni Indonesia yang kembali dapat membantu menemukan solusi alternatif untuk Indonesia. Atas dasar itulah, Jaringan Alumni Luar Negeri (JALAR) dibentuk pada tahun 2018.

​

JALAR (Jaringan Alumni Luar Negeri) berfungsi sebagai platform yang menghubungkan simpul alumni diaspora dan menguatkan kontribusi para alumni dari luar negeri melalui berbagai kegiatan di masyarakat.